Tuesday, March 20, 2007


NYALO


Dalam kepura-puraan, kita dapat mengatakan apa saja; misalnya, saya telah membaca dan menulis banyak hal dari buku, dalam buku. Catatan-catatan yang telah dibuat (atau dibuat-buat saja) menjadi enggan keluar. Kita lebih nyaman menyimpannya saja dan menjadikannya sebagai jimat tentang keampuhan atau cacat kelemahan diri. Atau, tak menjadikannya apa-apa karena menulis memang tak selalu untuk ditujukan menjadi apa-apa.

Dari sebuah ceceran catatan yang kami temukan –awalnya, kami mencarinya-, ada beberapa petunjuk yang kemudian rencananya akan kami gunakan sebagai semacam pegangan membaca dan menulis, telah membuat kami menjadi seperti hanya sekumpulan pengecut. Penuh gairah dan ambisi pada awalnya, lalu lembek. Kadang, pura-pura lupa, menghindar, dan dengan demikian menipu diri. Tapi di situ dan dengan itu, kami bekerja. Imajinasi yang mampet oleh hasrat bawah sadar yang tak mendapat saluran, terpaksa kami salurkan di sini.

Bagaimanapun, masih ada beberapa celah yang dapat kami isi dengan kesadaran dan kemauan: tentang optimisme, tentang sastra. Bukankah sastra adalah optimisme, yang memberi rasa betah terhadap hidup? Meski demikian, kadang ada rasa tidak betah juga bergelut di sana. Kehidupan sehari-hari memang tak usah diperlawankan dengan kehidupan bersastra. Keduanya, jalin-menjalin dan saling berjalinpilin dengan urusan-urusan lain.

Mulai edisi ini, kami berusaha untuk lebih berani menengguk gagal -merangkul salah apa salahnya, kan?-, ketimbang tak mengakui omong kosong-omong kosong yang menurut kami kadang (sering?) ada baiknya juga. Karena pada awalnya, ini semua pun berasal dari sana, termasuk kertas kosong yang kini barangkali tak menjadi lebih berarti dari sebelumnya. Sekali lagi, kami berusaha untuk menjadi lebih berani; memberanikan diri di hadapan ceceran petunjuk yang telah kami temukan itu.

Selebihnya,… anda-lah pembacanya!

No comments: